Sabtu, 29 November 2014

Ini Untukmu




    “ Aku malaikat kecil yang mencintai mu, kamu sebuah jarum yang memiliki hati bak malaikat yang tidak mencintai ku.”
      Aku memperhatikan mu, setiap hari. Kau tau itu? Aku rasa tidak. Kau sibuk membuka dunia mu, sibuk menjaga image sedemikian rupa tanpa memikirkan perasaan orang lain. Apa kau tau aku mencintai mu? Rasa ini dalam untuk ku, seperti ngarai yang menganga di bumi ini. Dalam, gelap, terjal.
     Akan tiba waktunya, dimana kau akan menjadi orang asing kembali, seperti apa yang kau katakana sebelumnya. Aku akan tetap mencintai mu. Ini terdengar buruk bagi ku, kali pertamanya aku mengungkapkan segenggam rasa ku pada mu, jarum ku.
     Aku akan memberikan sedikit analogi, aku mempunyai alasan kenapa aku memanggil mu dengan sebutan jarum. Kau tau kenapa? Jarum, iya sebuah benda kecil yang tajam. Tetapi, jarum adalah sebagai alat untuk menyatukan sesuatu yang tadinya terpisah. Walaupun terlihat sakit saat terkena ujungnya, tapi jarum lah yang telah menyatukan sesuatu yang tadinya terpisah walaupun dengan tusukan yang amat mendalam. Aku ingatkan, jangan lah kau menjadi sebuah gunting, walaupun awalnya terlihat menyatu dan lurus, tapi gunting memisahkan apa yang--------ada di depannya. Memisahkan sesuatu yang tadinya menyatu. Itu alasan ku mengartikan kau sebagai sebuah jarum. Ingat! Kau bukan seseorang yang membawa malaikat, apalagi malaikat! Kau sebatas sebuah jarum!
     Malam ini, detik demi detik aku lewati dengan rasa gelisah menunggu kabar dari kau. Apa kau tau aku disini selalu mengkhawatirkan kau? Rasa ini amat begitu dalam, maafkan aku. Kali ini biarkan aku merasakannya sendiri. Aku tau kau lelah dengan segala cerita ku, dengan segala keluh kesah ku selama ini, aku tau kau muak. Tapi aku mencintai mu. Harus berapa kali aku mengatakan bahwa aku mencintai mu? Hey, jarum. Aku mencintai mu.
    Aku masih terjaga sesekali menatap nanar yang ada di ponsel ku, aku berharap kau menanyakan sedikit kabar dari ku. Tapi itu hanyalah sebuah harapan kosong, tanpa arti. Aku mencintai mu. Harus berapa lama lagi aku menunggu sebuah kepastian dari mu, jarum ku? Berapa malam lagi yang harus aku lewati sendirian, di dalam gelap. Aku takut, aku butuh kau. Aku mencintai mu.
  
    

0 komentar:

Posting Komentar