Perkenalkan aku Jerry usiaku 8 tahun aku
masih duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. Aku tinggal di Singapura bersama
papa, mama, kakak, dan nenek ku. Aku kira aku bakal seberuntung teman-teman ku yang selalu
mendapat perhatian orang tua. Ini kisah ku bersama keluarga kecil ku. Pagi tadi
ketika aku akan berangkat kesekolah, kakak ku Tom, dia sedang di marahi mama
karena, ia tidak pernah mengerjakan PR dan ia hanya fokus kepada blognya.
“Tom, apa kamu mengerti ini sudah jam berapa.
Kau selalu lupa mengerjakan PR mu, kau hanya mementingkan blog mu. Apa hebatnya
bisa buat blog? Bisa buat blog tidak menjamin masa depan mu itu hanya
membuang-buang waktu mu saja” Celoteh mama pagi itu dengan nada tinggi.
“ Ma, mama tidak mengerti! Ini bakat anak
mu ma, aku selalu saja kau anggap salah,,setiap hari aku hanya menuruti kemauan
mama dan papa. Apa pernah mama dan papa punya waktu untuk Tom dan Jerry? Apa
pernah mama dan papa menghargai bakat Tom? Mama hanya bisa marah-marah saja!” Ujar
kak Tom pagi itu, dan ia bergegas berangkat kesekolah dengan muka yang
tertekuk.
Kak Tom memang benar, mama dan papa tidak
bisa mengerti kami, mereka selalu mementingkan kepentingannya, mereka pikir
mendidik anak dengan kekerasan itu bisa menjamin anak menjadi yang lebih baik
tetapi, aku rasa tidak. Setiap hari aku hanya bisa diam saat mama memarahi ku.
Begitu pula dengan papa, papa juga sepertinya beliau hanya mementingkan
pekerjaannya, pernah suatu hari aku meminta papa untuk mengajari ku mengerjakan
PR matematika.
“Pa, maukah papa membatu Jerry untuk
mengajari mmengerjakan PR ku ini?” Tanya ku dengan lirih
“Begini saja kau tidak bisa, kapan kau
akan maju jika mengerjakan PR sendiri saja tidak bisa. Papa mu ini sibuk! Sudah
cepatlah kemarikan buku mu” Jawab papa
yang tampaknya meremehkan ku.
Akhirnya papa mau mengajariku walaupun
mengajari ku dengan nada tinggi tapi, yasudah masih untung papa mau mengajari
ku. Setelah PR ku selesai aku menuju kamar ku untuk tidur. Waktu aku akan mulai
terlelap aku mendengar suara papa dan mama sedang memarahi kak Tom. Ya itulah
gambar keluarga kecil ku, setiap hari papa dan mama hanya bisa memarahi aku dan
kak Tom, papa dan mama selalu merasa dirinya paling benar, papa dan mama
berpikir orang yang tua lah yang menang.
Matahari pun mulai menyinari, dan aku
siap berangkat kesekolah. Saat aku hendak berangkat kesekolah lagi-lagi mama
memarahi ku karena, aku lama saat menyantap sarapan ku. Apa salah ku? Aku ini
memang anak kecil tapi tidak selamanya aku menjadi anak kecil, mama dan papa
selalu merasa dirinya paling benar.
“Jerry cepatlah, sudah jam berapa? Makan
seperti itu saja kau lama sekali. Ayo berangkat mama sudah terlambat” geram mama kepadaku saat itu
“Iya ma, Jerry sudah siap” jawab ku sambil
menggendong tas sekolah ku
Sesampainya disekolah ibu guru memilih ku
untuk menjadi peran utama di drama sekolah, ibu guru member ku tugas untuk
menghafal naskah cerita dan alur cerita, awalnya aku tidak begitu mengerti
kenapa aku yang dipilih sebagai pemeran utama.
“Jerry ini ada empat tiket untuk keluarga
mu, bagaimana? Apa kau akan membeli tiket ini? Kalau tidak ada teman mu yang
akan membelinnya” Tanya bu guru kepada ku
“Iya bu, nanti akan aku usahakan bilang
kepada orang tua ku untuk membeli tiket itu” jawab ku dengan wajah yang sedikit
tertekuk.
Sebenarnya aku tidak yakin mama, papa, kak
Tom, dan oma akan menonton ku di pertunjukan drama sekolah, bagaimana tidak
mereka saja sibuk dengan urusannya sendiri. Tapi aku akan berusaha membeli
tiket itu walaupun aku tidak mempunyai cukup uang, aku akan membeli waktu orang
tua ku untuk menonton pertunjukan ku besok. Aku mulai menuju kantin dengan
wajah yang sedikit tertekuk.
“Selmat pagi nak, mau makan apa?” Tanya
ibu penjaga kantin kepada ku
“Pagi, Jerry mau babi kecap aja” Jawab ku,
saat pesanan ku mulai aku bawa ke meja aku melihat ibu kantin meletakkan uang
di meja dekat kasir dan aku mencoba untuk mengambilnya untuk membeli tiket
pertunjukan drama. Saat semua sedang lengah aku mengambil uang itu, tanpa aku
ketahui ternyata aksi ku tertangkap kamera cctv.
Akhirnya ibu kepala sekolah memanggil
kedua orang tua ku untuk datang kesekolah. Aku takut papa mama hanya bisa
memarahi ku sedangkan aku tidak bisa berbuat apa-apa. Ini semua memang salah ku
tapi, aku hanya ingin kedua orang tua ku hadir dalam pertunjukan itu. Papa dan
mama sudah hadir disekolah ku, dan mereka pun menuju ruang kepala sekolah. Saat
papa dan mama membuka pintu ruang kepala sekolah aku memundukan kepala.
“Ada apa ibu memanggil kami untuk kemari?
Apa Jerry berbuat onar?” Tanya papa dengan wajah sinis
“Maaf pak, bu. Anak kalian Jerry telah
diketahui mencuri sejumlah uang di kantin tadi pagi, saya sebagai kepala
sekolah harus memberinya hukuman” Kata kepala sekolah ku.
Setelah mengobrol banyak, aku pun pulang
bersama papa dan mama ku. Sesampainya dirumah, papa langsung memarahi ku dan
hendak mencambuk ku. Air mata ku langsung menetes saat itu juga, mama pun
tersentuh dengan tangisan ku. Dan akhirnya mama mau memeluk ku.
“Pa, Jerry tau Jerry salah. Jerry hanya
ingin papa dan mama datang kepertunjukan Jerry besok, Jerry hanya ingin membeli
waktu mama dan papa sehari saja. Papa dan mama selalu sibuk. Apa pernah papa
dan mama peduli tentang Jerry?” Kata ku dengan nada lirih dan tetesan air mata
yg mulai membasahi pipi ku.
“Apa kau tidak pernah berfikir? Perbuatan
mu membuat ku malu!” Geram papa sambil membawa cambuk.
“Cukup pa! Jerry benar selama ini kita tidak
pernah memperhatikannya, kita tidak pernah memberikan contoh yang baik untuk
anak-anak kita” Ujar mama sambil memeluk ku.
Akhirnya papa pun mengerti ku, dan papa
berjanji akan datang di pertunjukan ku besok begitu juga dengan mama. Hari ini
aku menjadi pemeran utama dan aku lihat papa, mama, kak Tom, dan oma hadir di
kursi pengujung. Aku sangat senang melihat kedua orang tua ku mau hadir.
“Setiap orang punya impian, setiap orang
ingin impiannya tercapai. Bukan dilihat dari masa lalu orang itu tapi,
bagaimana dengan sekarang. Mungkin semua orang mempunyai masa-masa yang buruk
di masa lalu tetapi, sekarang semua itu berubah menjadi masa-masa yang indah
dan dari situlah impian kita bisa tercapai. Dari banyak pengalaman yang kita
dapat semakin banyak juga pelajarang yang kita peroleh” Kata ku sambil
membacakan syair saat pentas drama.
Baru kali in aku melihat orang tua ku
menangis haru menonton ku di pertunjukan drama, sebenarnya ini masih seperti
mimpi, kedua orang tua ku mau hadir dalam acara pentas drama ku. Orang tua ku
akhirnya, mengerti bahwa selama ini mereka tidak selalu benar. Dan sikap anak
adalah cerminan dari orang tuanya. Selesai.
0 komentar:
Posting Komentar